Kondisi memprihatinkan akhir-akhir ini dengan
maraknya tawuran antar pelajar, merebaknya pemakaian narkoba di kalangan
remaja, pergaulan bebas di antara remaja, dan beberapa tindak kejahatan yang
melibatkan anak remaja. Apa yang sebenarnya salah dengan negeri ini, sehingga banyak remaja Indonesia terjerumus kepada sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama, moral, dan etika?
melibatkan anak remaja. Apa yang sebenarnya salah dengan negeri ini, sehingga banyak remaja Indonesia terjerumus kepada sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama, moral, dan etika?
Padahal sebagai generasi harapan bangsa, remaja
diharapkan kelak menjadi pemimpin yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan
bagi bangsanya. Dengan kondisi remaja seperti yang tergambar di atas, bagaimana
kita bisa berharap banyak pada kaum remaja? Tak bisa terbayangkan bagaimana
kondisi negara kita di masa depan bila kaum remaja masa kini berperilaku menyimpang,
malas, semaunya sendiri, tidak mengindahkan moral dan etika, serta melanggar
hukum.
Banyak faktor melatarbelakangi rusaknya mental
dan kepribadian kaum remaja di negeri ini. Faktor-faktor itu meliputi;
pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi, seni-budaya, dan sebagainya. Era
globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang terutama dalam
bentuk transformasi teknologi informasi dan budaya memberi dampak signifikan
bagi perubahan watak dan perilaku kaum remaja. Intensitas penggunaan internet
dan video game yang meningkat di kalangan anak-anak dan remaja turut berperan
mendegradasikan moral generasi muda.
Saat ini kita bisa melihat begitu banyak remaja
yang suka bergaya, berperilaku, dan meniru artis asing. Contohnya Korean
style yang sedang mewabah di kalangan remaja. Ironisnya, hal itu juga
diikuti remaja Muslim. Kegiatan meniru sang idola memang bagian dari
pembentukan pribadi remaja dalam tahap pencarian jati diri. Dalam ilmu
psikologi hal itu sah saja selama kegiatan meniru bernilai positif. Namun, yang
disayangkan adalah lebih banyak kegiatan meniru itu justru bernilai negatif dan
berpotensi merusak mental kepribadian remaja.
Dalam Islam, populer nasihat yang menganjurkan
setiap Muslim untuk mencari ilmu sampai ke negeri China, belajar hingga akhir
hayat, dan mengembangkan potensi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di
dunia selama tidak menyalahi syariat agama. Semestinya generasi muda Muslim
tidak hanya sekedar menjadi penonton, peniru, atau pengekor. Remaja Muslim
harus menjadi pembaharu, pemikir, dan pionir bagi kemajuan masyarakat dunia,
seperti yang dulu pernah dilakukan oleh ilmuwan Islam.